Selasa, 30 Maret 2010

Jodoh & Waktu

Assalamu alaikum sahabat sahabat MHC tersayang...
ada sebuah cerita semoga bisa bermanfaat.
Sumber : GRUP KONTAK JODOH ISLAMI ( GAOS FIRDAUS)


Alkisah disuatu pulau kecil, tinggalah berbagai macam benda2 abstrak; ada jodoh, kesedihann, kekayaan, kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dg baik.

Namun suatu ketika, datanglah badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba2 naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. jodoh sangat kebingungan sebab ia tdk bs berenang dan tdk mempunyai perahu.
Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air lautpun mulai naik membasahi kaki jodoh.

Taklama kemudian, jodoh melihat kekayaana sedang mendayung perahu. "kekayaan..kekayaan tolong aku!" teriak jodoh. "Aduh! maaf jodoh"! kata kekayaan. "perahuku penuh dg harta bendaku.
Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahuku tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku".

Lalu kekayaan cepat2 pergi mendayung perahunya. Jodoh sedih sekali, namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dg perahunya. "kegembiraan...tolong aku!", teriak jodoh. Namun kegembiraan terlalu gembira krn ia bs selamat sehingga ia tdk mendengar teriakan jodoh.

Air makin tinggi membasahi jodoh sampai kepinggang dan jodohpun semakin panik. Tak lama kemudian lewatlahlah kecantikan. "Kecantikan..bawalah aku bersamamu!", teriak jodoh. "Wah jodoh km basah dan kotor, aku tk bs membawamu. Nanti kamu mengotori perahuku yg indah ini" sahut kecantikan.

Jodoh merasa sedih kali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, kata Jodoh. “Maaf, Jodoh. Aku sedang sedih dan aku ingin sendiri saja…” kata Kesedihan sambil terus mendayung perahunya. Jodoh putus asa. Ia merasakan air makin naik dan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “Jodoh! Mari cepat naik ke perahunku!” Jodoh menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Jodoh naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Jodoh dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Jodoh sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Jodoh segera menanyakan kepada seorang penduduk dipulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu” kata orang itu. “Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Jodoh heran. “sebab”, kata orang itu, “engkau telah berusaha sedemikian rupa, dan hanya Waktu lah yang akan menjawab siapa dan dimana Jodoh itu berada…”

Judul asli : cinta dan waktu
Submited by: StevenWidya@yahoo.co.uk
disarikan oleh: KONTAK JODOH ISLAMI
di estafet di MUTIARA HATI & CINTA

Semoga kita bs memetik pelajaran dari cerita pendek tsb.

Senin, 29 Maret 2010

Wirid sesudah Sholat Wajib

Ada sebagian muslim bilamana selesai mengerjakan sholat lima waktu langsung meninggalkan tempat sholatnya lalu berdiri untuk segera kembali meneruskan kesibukan duniawinya. Mereka tidak menyempatkan diri untuk berhenti sejenak membaca wirid ataupun bacaan-bacaan yang sesungguhnya dianjurkan dan dicontohkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam.

Padahal terdapat banyak variasi wirid yang dicontohkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam selepas beliau mengerjakan sholat lima waktu. Di antaranya:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Apabila Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam selesai dan salam dari sholat beliau mengucapkan: ”Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya segala puji dan bagiNya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Kekayaan seseorang tidak berguna dari ancamanMu.” (HR Bukhary 3/348)

Setidaknya dari wirid di atas ada tiga poin penting yang mengandung pengokohan kembali iman seseorang. Pertama, ia mengokohkan pengesaannya akan Allah subhaanahu wa ta’aala. Ia memperbaharui tauhid-nya, keimanannya bahwa hanya ada satu ilah di jagat raya ini dan bahwa ilah tersebut tidak memiliki sekutu apapun bersamaNya.

Kedua, ia mengokohkan keyakinannya bahwa sesungguhnya rezeqi seseorang sepenuhnya telah ditakar dan ditentukan terlebih dahulu oleh Allah subhaanahu wa ta’aala. Sehingga pembaharuan keyakinan ini akan membuat dirinya tetap rajin namun tidak ngoyo dalam mengejar rezeqi di dunia.

Ketiga, ia bahkan membebaskan dirinya dari faham materialisme. Suatu faham yang menganggap bahwa banyak-sedikitnya materi menentukan mulia-hinanya seseorang. Padahal sekaya apapun seseorang, maka sesungguhnya kekayaannya itu tidak dapat membebaskan dirinya dari ancaman serta siksaan Allah subhaanahu wa ta’aala bilamana ia tidak memenuhi hak Allah untuk disembah dan diesakan. Allah subhaanahu wa ta’aala bukanlah seperti kebanyakan fihak di dunia fana ini yang dengan mudah bisa disuap.

Ada lagi jenis wirid yang biasa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam kerjakan sebagai berikut:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَ بِيَدِهِ يَوْمًا ثُمَّ قَالَ يَا مُعَاذُ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ لَهُ مُعَاذٌ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَنَا أُحِبُّكَ قَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُولَ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى
ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Dari sahabat Mu’adz radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah menggandeng tangnnya dan bersabda: “Demi Allah, hai Mu’adz, sesungguhnya aku mencintaimu.” Lalu beliau bersabda: “Aku berwasiat kepadamu hai Mu’adz, jangan kau tinggalkan setiap selesai sholat ucapan: “Ya Allah, berilah pertolongan kepadaku untuk berdzikir menyebut namaMu, syukur kepadaMu dan ‘ibadah yang baik untukMu.”(HR Ahmad 45/96)

Orang yang rajin membaca wirid di atas selepas sholat lima waktu tentu akan menjadi seorang mu’min yang senantiasa rendah hati dan hanya bergantung kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Sebab betapapun banyaknya aktivitas dzikir, bersyukur dan ber-ibadahnya namun dengan penuh kesadaran ia terus memohon hanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala untuk menjadikan dirinya selalu sanggup mengerjakan ketiga perkara mulia tersebut.

Bahkan ada jenis wirid yang menurut Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam bila dikerjakan seorang muslim selepas sholat lima waktu akan menyebabkan dirinya terjamin memperoleh ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atas segenap dosanya betapapun banyaknya dosa yang ia miliki:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ (مسلم)

“Barangsiapa bertasbih kepada Allah tigapuluh tiga kali setiap selesai sholat lalu bertahmid kepada Allah tigapuluh tiga kali dan bertakbir kepada Allah tigapuluh tiga kali maka itu adalah sembilanpuluh sembilan lalu mengucapkan -sebagai penyempurna menjadi seratus- dengan “Tidak ada ilah selain Allah tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segenap kerajaan dan miliknya segenap puji-pujian. Dan Dia atas segala sesuatu Maha Berkuasa, ” niscaya dosa-dosanya diampuni meskipun seperti buih lautan.” (HR Muslim 3/262)

Tidak ada seorangpun manusia yang luput dari kesalahan dan dosa. Sehingga seorang muslim pastilah sangat berhajat akan ampunan Allah subhanaahu wa ta'aala agar dirinya selamat pada hari perhitungan kelak di akhirat.

Maka, saudaraku, sempatkanlah untuk membaca wirid-wird yang dianjurkan dan dicontohkan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam selepas sholat lima waktu. Jangan menjadi hamba dunia yang menyangka bahwa jika sudah selesai sholat yang penting adalah segera kembali mengerjakan kesibukan duniawinya. Padahal apalah artinya segenap dunia yang dikejar dibandingkan dengan kebaikan yang dijanjikan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam jika kita mau saja mengisi waktu sejenak selepas sholat wajib harian kita.

Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/wirid-sesudah-sholat-wajib.htm

Menjaga Semangat Dakwah

Assalamualaikum ustadz,

Ane termasuk pndatang baru dalam dunia dakwah, ilmu ane blum tinggi, tapi ane sudah tahu mengenai tuntutan dakwah ini ustadz, bahwa setiap muslim adalah wajib untuk bisa ber-amarma'ruf nahi munkar. Nah bagi orang yg sudah tahu kwjibanya, dan ia meniggalkannya kan dosa (iya kan?). Nah dari situ timbul masalahnya, ane tahu bahwa begitu luas medan dakwah dan bgitu terjalnya medan dakwah serta sulitnya melewati rintangan-rintangan di dalamnya, itu yang mendorong ane untuk terjun ke dunia dakwah, tapi ane belum punya dasar yang kuat, hapalan surat sedikit, ilmu fiqih, hadist-hadist banyak yang tidak tahu, terus ilmu manajemen organisasi juga kurang. Ane takut, karena tidak bisa menghadapi itu, terus pilihan ane adalah mundur dari dakwah (jangan sampai terjadi).

Pertanyaannya: bagaimana caranya menjaga semangat dakwah itu? jazakallah ustadz.

Waone
Jawaban

Waalaikumussalam Wr Wb
Da’wah atau menyeru kepada Allah swt merupakan sebuah kewajiban berdasarkan firman Allah swt :

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ


Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl : 125)

قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ

Artinya : “Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata,” (QS. Yusuf : 108)

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al Imran : 104)

Seorang da’i didalam melaksanakan kewajiban ini dituntut memiliki pengetahuan tentang keagamaan yang baik agar da’wahnya tidak jatuh kedalam kesalahan. Sebagaimana diketahui bahwa amal mengikuti ilmu dan ketika suatu amal tidak dibangun diatas landasan ilmu maka kerusakan yang ditimbulkannya akan lebih besar dari manfaat yang dihasilkannya.

Untuk itu seorang da’i diharuskan memahami pokok-pokok aqidah dan keislamannya lalu tsaqofah fikriyah sebagai bekal didalam da’wahnya.

Syeikh Mustafa Masyhur menyebutkan bahwa ada tiga tsaqofah fikriyah yang harus dimiliki seorang da’i :

1. Memahami islam secara betul dan menyeluruh yang memungkinkan dia dapat melaksanakan islam dengan pelaksanakan yang benar terhadap dirinya, dan dengan itu pula dia dapat menyampaikan islam dengan baik kepada orang lain. Dia mampu melaksanakan islam dan menyampaikan secara total, murni dan orisinil.

2. Para da’i mesti mengetahui kondisi dan situasi dunia islam dahulu dan sekarang, mengenal musuh-musuh islam dan mengetahui cara dan tindak-tanduknya. Dia juga harus mengetahui peristiwa-peristiwa aktual yang mempengaruhi kondisi kaum muslimin dari dekat atau jauh. Mengetahui siapakah golongan yang bekerja di bidang da’wah islam, kecenderungan dan cara-cara mereka, bagamana bentuk kerja sama yang perlu dibuat bersama-sama dengan mereka, dan persoalan-persoalan lain yang patut diketahui oleh orang-orang yang aktif dalam gerakan islam.

3. Para da’i harus menyampaikan untuk memantapkan spesialisasi ilmu yang berkaitan dengan urusan hidup manusia seperti : ilmu kedokteran, teknik, pertanian, ekonomi, perusahaan dan lain-lainnya. Oleh akrena itu bagi seorang kader aqdah ia harus berusaha memperbaiki dan meningkatkan spesialisasi ilmu yang dimilikinya secara professional agar dia mendapat tempat dalam masyarakat dan dapat mengisi tempat-tempat kosong pada saat kita membangun dan menegakkan daulah islamiyah. Patut di sini disebutkan bahwa sebagian besar ilmu pengetahuan modern sekarang ini telah dipelopori oleh para cendekiawan muslim zaman dahulu. Karena agama islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan belajar serta dapat menghubungkan ilmunya dengan al Kholik.

Tentunya mustahil bagi seseorang mencapai tingkat kesempurnaan didalam keilmuannya dikarenakan luasnya ilmu Allah swt. Dengan begitu hendaklah setiap dai menyampaikan apa-apa yang telah diketahuinya secara baik kepada orang-orang yang belum mengetahuinya, dan inilah hakekat dari da’wah. Dan dilarang bagi setiap da’i untuk menyampaikan sesuatu yang belum diketahui ilmunya secara baik khawatir terjatuh didalam kasalahan berdasarkan keumuman hadits Rasulullah saw,”Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Bukhori) Satu ayat yang betul-betul diketahinya secara baik adalah amanah yang ada di pundaknya untuk disampaikan kepada orang-orang yang belum mengetahui satu ayat tersebut.

Turun naik atau berkurangnya semangat didalam sebuah amal islami adalah sesautu yang biasa sebagaimana keimanan yang memiliki masa-masa naik dan masa-masa turun. Akan tetapi yang tidak diperbolehkan adalah ketika hilang sama-sekali semangat untuk beramal islami, sabda Rasulullah saw,”Setiap amal mempunyai masa semangat (syirroh) dan setiap masa semangat terdapat pula masa turun semangat (fatroh). Barangsiapa yang masa lemah semangatnya masih berada pada sunnahku maka ia telah mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang masa lemah semangatnya berada pada selainnya maka ia celaka” (HR. Ahmad)

Diantara hal-hal yang bisa digunakan didalam menjaga semangat berdakwah adalah :

1. Mengetahui secara baik akan keutamaan da’wah diantara aktivitas-aktivitas lainnya di sisi Allah swt, sebagaimana firman Allah swt :

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Artinya : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushilat : 33)

Sabda Rasulullah saw,”Seandainya Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui dirimu maka hal itu lebih baik bagimu daripada onta merah.” (HR. Bukhori dan Muslim)

2. Menyadari bahwa Allah hanya memerintahkan kepada kita untuk menyampaikan kepada manusia dan tidak membebankan kita agar mereka semua menerima da’wah kita karena urusan hati manusia beada didalam genggaman Allah swt, sebagaimana sabda,”Sesungguhnya hati manusia berada diantara dua jemari dari jari jemari Yang Maha Pengasih dan Dia lah yang membolak-balikkannya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)


Artinya : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al Qoshosh : 56)

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan setiap amal da’awiy seseorang meskipun hanya sedikit dari manusia yang menerima dan menyambut da’wahnya.

3. Hendaklah didalam menegakkan kewajiban berda’wah ini tidak sendirian akan tetapi berada didalam suatu barisan atau jama’ah, bersama orang-orang yang berjuang menegakkan agama Allah di muka bumi ini sepanjang pagi dan petang, yang kehidupan mereka betul-betul diberikan untuk kejayaan islam dan kaum muslimin, orientasi perjuangannnya adalah kebahagian akherat bukan kenikmatan dunia yang sering kali menipu manusia. Sabda Rasulullah saw,”Tangan Allah bersama jama’ah.” (HR. at Tirmidzi)

Dengan merekalah kita bisa berbagi perasaan suka dan duka didalam lapangan da’wah yang menjadi bunga-bunganya yang kelak akan kita cium harumnya di surga Allah swt.

Wallahu A’lam

Sebab-Sebab Turunnya Rizki

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:


1. Takwa Kepada Allah

Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta"ala berfirman, artinya,

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.

Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya."

Allah swt juga berfirman, artinya,

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS. 7:96)

2. Istighfar dan Taubat

Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,

"Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. 71:10-12)

Al-Qurthubi mengatakan, "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan."

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah."

Maka orang-orang pun bertanya, "Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

3. Tawakkal Kepada Allah

Allah swt berfirman, artinya,

"Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS. 65:3)

Nabi saw telah bersabda, artinya,

"Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.
- Silaturrahim

Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,

"Dari Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim." (HR Al Bukhari)

-Sabda Nabi saw, artinya,

"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur." (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.


4. Infaq fi Sabilillah

Allah swt berfirman, artinya,

"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, "Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak."

Juga firman Allah yang lain,artinya,

"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, "Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu." (HR Muslim)


5. Menyambung Haji dengan Umrah

Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas"ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,

"Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)

Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.

6. Berbuat Baik kepada Orang Lemah

Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,

"Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian." (HR. al-Bukhari)

Dhu"afa" (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.

7. Serius di dalam Beribadah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Allah Subhannahu wa Ta"ala berfirman, artinya,

"Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu."

Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu" hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

Al-Sofwah( Sumber: Kutaib "Al Asbab al Jalibah lir Rizqi", al-qism al-ilmi Darul Wathan. )

Kamis, 25 Maret 2010

Iblis tidak akan pernah rela

Masih ingat dengan seorang sahabat Nabi yang tak dapat melihat? Yang karenanya Allah lalu menegur Nabi dan menurunkan surat "A'basa"? Ia adalah Abdullah bin Ummi Maktum Radiallahuanhu. Seorang sosok sahabat yang senantiasa tawadlhu dalam menunaikan kewajibannya sebagai hamba Allah.

Suatu ketika sahabat Nabi ini menghampiri baginda Rasulullah Saw. Ia hendak meminta izin, untuk tidak mengikuti jama'ah shubuh, karena tak ada yang menuntunnya menuju masjid. Setelah mendengar alasannya, baginda Rasulpun bertanya: "Apakah engkau mendengar adzan?", Abdullah lantas menjawab: "Tentu baginda", "Kalau begitu tidak ada keringanan untukmu", tandas Rasul.

Layaknya hamba Allah yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintahNya. Abdullahpun sam'an wa tho'atan atas apa yang diperintahkan Rasulullah Saw. Dengan mantap ia berazam untuk mendirikan jama'ah shubuh di masjid,sekalipun dirinya harus meraba-raba dengan tongkat untuk menuju sumber azan.

Keesokan harinya, tatkala fajar menjelang dan azan mulai berkumandang, Abdullah bin Ummi Maktumpun bergegas memenuhi panggilan Ilahi. Tak lama ketika ia mengayunkan kakinya beberapa langkah, tiba-tiba ia tersandung sebuah batu, badannya lalu tersungkur jatuh, dan sebagian ongkahan batu itu tepat mengenai wajahnya, dengan seketika darahpun mengalir dari mukanya yang mulia.

Dengan cepat Abdullah kembali bangkit, sembari mengusap darah yang membasahi wajahnya, iapun dengan mantap akan kembali melanjutkan perjalanan menuju masjid. Selang beberapa saat, datang seorang sosok lelaki tak dikenal menghampirinya, kemudian lelaki itu bertanya: "A'mmu (paman) hendak pergi kemana?". "Saya ingin memenuhi panggilan Ilahi" jawab Abdullah tenang. Lalu laki-laki asing itu menawarkan jasanya, "Saya akan antarkan a'mmu ke masjid, lalu nanti kembali pulang ke rumah". Lelaki itupun segera menuntun Abdullah menuju rumah Allah, dan kemudian mengantarkannya kembali pulang.

Hal ini ternyata tidak hanya sekali dilakukan lelaki asing itu, tiap hari ia selalu menuntun Abdullah ke masjid dan kemudian mengantarkannya kembali ke rumah. Tentu saja Abdullah bin Ummi Maktum sangat gembira, karena ada orang yang dengan baik hati mengantarnya salat berjama'ah, bahkan tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Hingga tibalah suatu saat, ia ingin tahu siapa nama lelaki yang selalu mengantarnya. Ia lalu menanyakan nama lelaki budiman itu. Namun spontan lelaki asing itu menjawab: "Apa yang paman inginkan dari namaku?", "Saya ingin berdo'a kepada Allah, atas kebajikan yang selama ini engkau lakukan", jawab Abdullah. "Tidak usah" tegas lelaki itu. "Paman tidak perlu berdoa untuk meringankan penderitaanku, dan jangan sekali-kali paman menanyai namaku" tegasnya. Abdullah terhentak dan terkejut atas jawaban lelaki itu, Iapun kemudian bersumpah atas nama Allah, meminta lelaki itu untuk tidak menemuinya lagi, sampai ia tahu betul siapa dan mengapa ia terus memandunya menuju masjid dan tidak mengharapkan balasan apapun.

Mendengar sumpah Abdullah, laki-laki itu kemudian berpikir panjang, ia kemudian berkata: "Baiklah akan aku katakan siapa diriku sebenarnya. "Aku adalah Iblis" jawabnya. Abdullah tersentak tak percaya, "Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan salat?" Iblis itu kemudian menjawab: "Engkau masih ingat ketika dulu hendak melaksanak salat shubuh berjama'ah, dirimu tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?". "Iya, aku ingat" jawab Abdullah. "Pada saat itu aku mendengar ucapan Malaikat, bahwasannya Allah telah mengampuni setengah dari dosamu, aku takut kalau engkau tersandung untuk kedua kali, lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain" jelas Iblis. "Oleh karena itu aku selalu menuntunmu ke Masjid dan mengantarkanmu pulang, khawatir jika engkau kembali ceroboh lagi ketika berangkat ke Masjid"

Astaghfirullah, ternyata Iblis tak pernah rela sedikitpun melihat hamba Allah menjadi ahli ibadah. Terbukti semua cara ia tempuh, hingga ia tak segan untuk menggunakan topeng kebaikan

Dari sepenggal kisah sahabat diatas, tentu kita dapat mengambil pelajaran dan memahami satu dari karakter Iblis, lalu bagaimana dengan kita? masihkah berdiam diri, menunggu menjadi korban makhluk laknat itu, atau kita mencoba melawan dengan memperbaiki diri dan terus mendekatkan diri pada Ilahi?

Mulai saat ini marilah kita bersama-sama istiqomah dalam melakukan amal kebaikan, agar kita terhindar dari tipu daya iblis laknatullahalaih, semoga.


Gambar Hanya Ilustrasi

Telpon Allah SWT

Pernahkah Anda bayangkan bila pada saat kita berdoa, kita mendengar ini:

"Terima kasih, Anda telah menghubungi Baitullah".

"Tekan 1 untuk 'meminta'.
Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.
Tekan 3 untuk 'mengeluh'.
Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

Atau....
Bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini:
"Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah sabar
menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya."

Atau, bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat
respons seperti ini:

"Jika Anda ingin berbicara dengan Malaikat,

Tekan 1. Dengan Malaikat Mikail,
Tekan 2. Dengan malaikat lainnya,
Tekan 3. Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu,
Tekan 4. "Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka,
silahkan tunggu sampai Anda tiba di sini!!"

Atau bisa juga Anda mendengar ini :

"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini.
Silakan mencoba kembali esok hari."
atau...
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari
Senin setelah pukul 9 pagi."
Alhamdulillah. .. Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelpon-Nya
setiap saat!!!

Anda hanya perlu untuk memanggilnya *_kapan saja_* dan Dia *_mendengar
Anda_*. Karena bila memanggil Allah, Anda *_tidak akan pernah_* mendapat
nada *_sibuk_*. Allah *_menerima_* setiap panggilan dan mengetahui siapa
*_pemanggilnya secara pribadi_*.

Ketika Anda memanggil-Nya, gunakan nomor utama ini: *_24434_*

2 : shalat Subuh
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya

Atau untuk lebih lengkapnya dan lebih banyak kemashlahatannya, gunakan
nomor ini : *_28443483_*

2 : shalat Subuh
8 : Shalat Dhuha
4 : shalat Zuhur
4 : shalat Ashar
3 : shalat Maghrib
4 : shalat Isya
8 : Shalat Lail (tahajjud atau lainnya)
3 : Shalat Witir

Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim &
Hadist Rasul"
*_
_**_Langsung hubungi, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa dipungut
biaya. _*

Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak
terbatas dan seluruhnya *_buka 24 jam sehari 7 hari seminggu 365 hari
setahun_* !!!

Sebarkan informasi ini kepada orang-orang di sekeliling kita.
Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya

Sabda Rasulullah S.A.W : "Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia
terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya
walau sebanyak buih laut"
*7 Kalimah ALLAH:*

1. Mengucap "*Bismillah*" pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu.
2. Mengucap "* Alhamdulillah*" pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu.
3. Mengucap "*Astaghfirullah*" jika lidah terselip perkataan yang tidak
patut.
4. Mengucap " *Insya-Allah*" jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok.
5. Mengucap "*La haula wala kuwwata illa billah*" jika menghadapi
sesuatu tak disukai dan tak diingini.
6. Mengucap "*inna lillahi wa inna ilaihi rajiun*" jika menghadapi dan
menerima musibah.
7. Mengucap "*La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah *" sepanjang siang
dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya.

Dari tafsir Hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat. ..
mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu... mudah-mudahan jadi bisa,
karena sudah biasa.


Wassalaamu'alaikum.

Doa untuk Anak Kecil Baik dalam keadaan sehat maupun sakit

Salah satu dzikir yang hendaknya dibacakan kepada anak terutama yang masih kecil baik dalam keadaannya sehat maupun sedang sakit adalah:

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
”Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala setan dan bahaya yang berbisa serta dari pandangan mata dengki yang tercela.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah, ini adalah redaksi Ibnu Majah).

Saat membaca bisa dengan memandang si anak yang sedang tidur ataupun terjaga sambil memegang anggota tubunya, misalnya kepala, atau tangan atau badan.

Kebohongan Seorang Ibu

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku tidak lapar” ———- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Cepatlah tidur nak, aku tidak capek” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!” ———- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya tidak butuh cinta” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : “Saya punya duit” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku tidak terbiasa” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan” ———-KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Ajakan syaitan terhadap manusia agar meninggalkan beribadah kepada Allah Taala ada 7 jalan

1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata:
Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, kerana aku harus mempunyai bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi.

2. Bila pujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang terpelihara akan menolak ajakan itu dan akan berkata:
Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal tersendiri dan hak hukum waktunya.

3. Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh' cepat-cepat beramal supaya engkau dapat memburu lagi amal lainnya. Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata:
Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna. Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud:
"Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam lima perkara;
a. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
b. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
c. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
d. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
e. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.

4. Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara tentu menolaknya dan akan berkata;
Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya' dalam amalnya.

5. Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab

bahawa semua keagungan dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di samping dosaku yang banyak pula.
Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu Makrifat.

6. Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia: "Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas". Syaitan itu mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian daripada penyakit Riya'. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan itu dengan mengatakan;

Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.

7. Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; "Hai manusia..tidak perlu engkau menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka".Orang-orang yang terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan:

Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya. Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah, supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.

Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.

Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu, sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana segala sesuatu benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan keridhoaanNya

@ Soenarko Tjahjono

Selasa, 23 Maret 2010

Menggali Cinta Dengan Puasa

Oleh Irsal Murad*

Ternyata bukan hanya umat Muhammad yang berpuasa. Sejarah mencatat, sebelum kedatangan Muhammad, umat Nabi yang lain diwajibkan berpuasa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, sejak Nabi Nuh hingga Nabi Isa puasa wajib dilakukan tiga hari setiap bulannya. Bahkan, nabi Adam alaihissalam diperintahkan untuk tidak memakan buah khuldi, yang ditafsirkan sebagai bentuk puasa pada masa itu. “Janganlah kamu mendekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim”. (Al-Baqarah: 35).

Begitu pula nabi Musa bersama kaumnya berpuasa empat puluh hari. Nabi Isa pun berpuasa. Dalam Surah Maryam dinyatakan Nabi Zakaria dan Maryam sering mengamalkan puasa. Nabi Daud alaihissalam sehari berpuasa dan sehari berbuka pada tiap tahunnya. Nabi Muhammad saw. Sendiri sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan puasa tiga hari setiap bulan dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram bersama masyarakat Quraisy yang lain. Malah masyarakat Yahudi yang tinggal di Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura.

Begitu pula, binatang dan tumbuh-tumbuhan melakukan puasa demi kelangsungan hidupnya. Selama mengerami telur, ayam harus berpuasa. Demikian pula ular, berpuasa baginya untuk menjaga struktur kulitnya agar tetap keras terlindung dari sengatan matahari dan duri hingga ia tetap mampu melata di bumi. Ulat-ulat pemakan daun pun berpuasa, jika tidak ia tak kan lagi menjadi kupu-kupu dan menyerbuk bunga-bunga.
Jika berpuasa merupakan sunnah thobi’iyyah (sunnah kehidupan) sebagai langkah untuk tetap survive, mengapa manusia tidak? Terlebih lagi jika kewajiban puasa diembankan kepada umat Islam, tentu saja memikili makna filosofis dan hikmah tersendiri.

Karena, ternyata puasa bukan hanya menahan dari segala sesuatu yang merugikan diri sendiri atau orang lain, melainkan merefleksikan diri untuk turut hidup berdampingan dengan orang lain secara harmonis, memusnahkan kecemburuan sosial serta melibatkan diri dengan sikap tepa selira dengan menjalin hidup dalam kebersamaan, serta melatih diri untuk selalu peka terhadap lingkungan. Rahasia-rahasia tersebut ternyata ada pada kalimat terakhir yang teramat singkat pada ayat 183 surah al-Baqarah. Allah swt memerintahkan: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 183).

Allah swt mengakhiri ayat tersebut dengan “agar kalian bertakwa”. Syekh Musthafa Shodiq al-Rafi’ie (w. 1356 H/1937 M) dalam bukunya wahy al-Qalam mentakwil kata “takwa” dengan ittiqa, yakni memproteksi diri dari segala bentuk nafsu kebinatangan yang menganggap perut besar sebagai agama, dan menjaga humanisme dan kodrat manusia dari perilaku layaknya binatang. Dengan puasa, manusia dapat menghindari diri dari bentuk yang merugikan diri sendiri dan orang lain, sekarang atau nanti. Generasi kini atau esok.

Mazhab sosialisme yang mengalami masa kolapnya di Eropa, tak mampu mengubah, menambah dan mengurangi jatah perut pengikutnya. Mereka, para sosialisme yang dianggap sebagai “mazhab buku” tak pelak lagi memandang puasa sebagai “satu-satunya sistem sosialis yang paling unik dan justeru paling benar”! Bagaimana tidak, puasa adalah kefakiran secara ‘paksa’ yang ditentukan oleh syariat agama kepada seluruh umat (Islam) tanpa pandang bulu. Islam memandang sama derajat manusia, terutama soal “perut”. Mereka yang memiliki dolar, atau yang mempunyai sedikit rupiah, atau orang yang tak memiliki sepeserpun, tetap merasakan hal yang sama: lapar dan haus. Jika sholat mampu menghapus citra arogansi individual manusia diwajibkan bagi insan muslim, haji dapat mengikis perbedaan status sosial dan derajat umat manusia diwajibkan bagi yang mampu, maka puasa adalah kefakiran total insan bertakwa yang bertujuan mengetuk sensitifitas manusia dengan metode amaliah (praktis), bahwasanya kehidupan yang benar berada di balik kehidupan itu sendiri. Dan kehidupan itu mencapai suatu tahap paripurna manakala manusia memiliki kesamaan rasa, atau manusia “turut merasakan” bersama, bukan sebaliknya. Manusia mencapai derajat kesempurnaan (insan kamil) tatkala turut merasakan sensitifitas satu rasa sakit, bukan turut berebut melampiaskan segala macam hawa nafsu.

Dari sini puasa memiliki multifungsi. Setidaknya ada tiga fungsi puasa: tazhib, ta’dib dan tadrib. Puasa adalah sarana untuk mengarahkan (tahzib), membentuk karakteristik jiwa (ta’dib), serta medium latihan untuk berupaya menjadi manusia yang kamil dan paripurna (tadrib), yang pada esensinya bermuara pada tujuan akhir puasa: takwa. Takwa dalam pengertian yang lebih umum adalah melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Takwa dan kesalehan sosial adalah dua wajah dari satu keping mata uang yang sama, mengintegral dan tak dapat dipisahkan.

Ada sejenis kaidah jiwa, bahwasanya “cinta” timbul dari rasa sakit. Di sinilah letak rahasia besar sosial dari hikmah berpuasa. Dengan jelas dan akurat, Islam melarang keras segala bentuk makanan, minuman, aktivitas seks, penyakit hati dan ucapan merasuki perut dan jiwa orang yang berpuasa. Dari lapar dan dahaga, betapa kita dapat merasakan mereka yang berada di garis kemiskinan, manusia papa yang berada di kolong jembatan, atau kaum tunawisma yang kerap berselimutkan dingin di malam hari atau terbakar terik matahari di siang hari. Ini adalah suatu sistem, cara praktis melatih kasih sayang jiwa dan nurani manusia. Adakah cara yang paling efektif untuk melatih cinta? Bukankah kita tahu bahwa selalu ada dua sistem yang saling terkait: yang melihat dan yang buta, yang cendikia dan yang awam, serta yang teratur dan yang mengejutkan.

Jika cinta antara orang kaya yang lapar terhadap orang miskin yang lapar tercipta, maka untaian hikmah kemanusiaan di dalam diri menemukan kekuasaannya sebagai “sang mesias”, juru selamat. Orang yang berpunya dan hatinya selalu diasah dengan puasa, maka telinga jiwanya mendengar suara sang fakir yang merintih. Ia tidak serta merta mendengar itu sebagai suara mohon pengharapan, melainkan permohonan akan sesuatu hal yang tidak ada jalan lain untuk disambut, direngkuh dan direspon akan makna tangisannya itu. Orang berpunya akan memaknai itu semua atas pengabdian yang tulus, iimaanan wa ihtisaaban. Semua karena Allah, karena hanya Dia Sang pemilik segala.

* Penulis adalah Dewan Eksekutif Sanggar Kinanah, sedang menekuni filsafat di al-Azhar University, Kairo.

sumber : http://kesalehansosial.blogspot.com/2007/03/menggali-cinta-dengan-puasa.html

Senin, 22 Maret 2010

Koleksi Fotoku

 
TTL : Tangerang, 10 Juli 1999

TTL : Bandung, 28 Agustus 2003

TTL : Bandung, 29 Juli 2008

Kenangan Waktu SMA 1990
 
Kenangan Waktu Di Ciater (Masa SMA Tahun 1990)

Kenangan Waktu Jadi Direktur Akademis AMIK Al Ma'soem 2008

Berpose Dengan Gubernur Jabar Ustadz H. Ahmad Heryawan 2008

Berpose Dengan Wakil Gubernur Jabar H. Dede Yusuf Efendi 2008


Minggu, 21 Maret 2010

Kayalah Lalu Masuk Surga!

Oleh: Rikza Maulan, M.Ag

Dakwatuna.com - Dari Abi ‘Abdillah Tsauban Bin Bujdad bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Dinar yang paling utama yang dibelanjakan seseorang adalah dinar yang ia belanjakan untuk keluarganya, dinar yang ia belanjakan untuk kendaraannya di jalan Allah, dan dinar yang ia infakkan untuk rekan-rekannya (yang tengah berjuang) di jalan Allah.” (Muslim)

Dalam kitab Nuzhatul-Muttaqin (syarah Riyadush-Shalihin karya Imam An-Nawawi) disebutkan, hadits itu menjelaskan peringkat keutamaan pengeluaran harta (infak) bahwa memberi nafkah kepada keluarga merupakan infak yang paling mulia. Dalam hadits lain disebutkan:

“Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk (mememerdekakan) hamba sahaya, dinar yang engkau infakkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau infakkan untuk keluarga, yang paling utama di antara semua itu adalah dinar yang engkau infakkan kepada keluargamu.” (Muslim)

Ke manapun alokasinya, yang jelas seseorang tidak mungkin dapat berinfak jika tidak memiliki harta. Lebih-lebih jika kita mencermati ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan kita terlibat dalam jihad. Selalu saja disandingkan antara kewajiban berjihad dengan jiwa dengan kewajiban berjihad dengan harta. Bahkan dari semua ayat yang memerintahkan kita berjihad dengan harta dan jiwa, berjihad dengan harta selalu didahulukan kecuali pada satu ayat saja yakni ayat 111 surah At-Taubah, yang maknanya:

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin jiwa dan harta mereka dengan mendapatkan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh.”

Selebihnya, hartalah yang disebut terdahulu. Perhatikan ayat-ayat berikut:

“Wahai orang-orang yang beriman, inginkah kalian aku tunjukkan pada suatu perniagaan yang menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih. Kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kalian berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian.” (Ash-Shaf: 10-11)

Ini diperkuat dengan adanya kewajiban zakat. Dalam urusan yang satu ini memang ada kesalahan persepsi pada sebagian kaum muslimin. Kewajiban zakat sering dipahami begini: kalau punya harta, zakatlah; kalau tidak punya, tidak usah mengeluarkan zakat. Secara fiqih, pemahaman itu sangat benar. Tapi semangatnya bukanlah semangat kepasrahan pada keadaan. Semangat perintah zakat harusnya dipahami: carilah uang, kumpulkanlah harta agar dapat melaksanakan perintah Allah yang bernama zakat. Seharusnya kita membawa semangat shalat untuk diterapkan pada zakat. Kita selalu berpikir kita harus bisa melaksanakan shalat dengan segala perjuangan yang menjadi konsekuensinya. Dari mulai mencari penutup aurat, mencari tempat shalat, menentukan arah kiblat, mensucikan diri, dan seterusnya.

Itu semua mematahkan anggapan yang masih dianut sebagian orang bahwa kesalihan dan ketakwaan identik dengan kepapaan, kemelaratan, kesengsaraan, dan ketertindasan. Seolah-olah hanya orang miskin, jelata, dan tertindaslah yang layak menghuni surga. Sebaliknya orang kaya dan orang yang punya jabatan tidak punya tempat di surga. Ini diperparah dengan sering disitirnya hadits-hadits dha’if (lemah) atau bahkan maudhu’ (palsu) yang memberikan pesan untuk menjauhi dunia sejauh-juahnya demi mencapai ketakwaan dan kesucian jiwa. Atau mungkin juga menyitir hadits shahih tentang zuhud dengan pemahaman yang salah.

Zuhud tidaklah identik dengan melarat. Zuhud adalah kepuasaan hati dengan apa yang diberikan Allah swt. Zuhud adalah ketiadaan ikatan hati kepada kekayaan. Bahwa sambil merasa puas dengan apa yang Allah berikan dan sambil meniadakan ikatan hati dengan harta seseorang memiliki harta dan jabatan, tidaklah menafikan sifat zuhud.

Utsman Bin ‘Affan adalah konglomerat dan kaya raya. Beliau termasuk sahabat Nabi saw. yang dijamin masuk sorga. Demikian pula halnya dengan ‘Abdurrahman Bin ‘Auf. Beliau sukses dalam bisnis dan menjadi saudagar kaya raya. Toh beliau juga termasuk yang dijamin masuk surga. Umar Bin ‘Abdul-‘Aziz, khalifah yang kaya raya. Tapi justru dia termasuk orang zuhud.

Posisi harta dalam Islam sama dengan posisi kemiskinan: sebagai ujian bagi manusia. Dengan kekayaan orang bisa masuk surga sebagaimana dengan kekayaan pula orang bisa masuk neraka. Dengan kepapaan orang bisa masuk surga sebagaimana dengan kepapaan pula orang bisa masuk neraka. Semuanya ujian! Allah swt. menegaskan:

“Dan Kami coba kalian dengan keburukan dan kebaikan, (semuanya) sebagai ujian.” (Al-Anbiya: 35)

Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya dunia itu manis dan menghijau. Dan sesungguhnya Allah mengangkat kalian sebagai khalifah di dalamnya untuk melihat (menguji) bagaimana kalian bekerja. Maka berhati-hatilah dengan dunia dan berhati-hatilah dengan wanita. Karena sesungguhnya fitnah Bani Israil adalah pada wanita.” (Riwayat Muslim)

Jadi, orang yang saleh bukanlah orang memilih meninggalkan harta melainkan yang lulus dalam ujian mengelola harta itu. Seseorang dianggap lulus ujian dalam urusan harta manakala:

* Hanya menempuh cara halal untuk memperoleh harta.

Pada hari kiamat, setiap orang akan diminta pertanggungjawaban terkait dengan hartanya, dari manakah ia memperolehnya dan dengan cara apa? Ini batu ujian pertama. Rasulullah saw. bersabda:

Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman seperti yang diperintahkan kepada para rasul. Dia berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari yang baik dan beramal salehlah karena sessungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian lakukan’. Dia juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik dari yang Kami rezekikan kepada kalian’.” Lalu Rasulullah saw. menerangkan tentang orang yang mengadakan perjalanan panjang, kusut masai dan berdebu. Ia mengadakahkan kedua tangannya (berdoa) ke langit (sambil mengatakan): Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dari yang haram, bagaimana doanya akan dikabulkan.” (Muslim)

* Harta itu tidak menyebabkan sombong

Orang yang sukses mengelola harta adalah orang yang dengan hartanya justru semakin rendah hati dan menyadari bahwa segala yang dimilikinya adalah titipan atau amanah dari Allah. Abdurrahman bin ‘Auf yang padahal termasuk orang yang dijamin masuk surga pernah berlinang air mata saat dirinya siap menyantap hidangan lezat yang ada di hadapannya. Ketika ditanya penyebab ia menangis, ia menjawab, “Aku takut hanya yang kunikmati di dunia inilah yang menjadi ganjaranku dari Allah.”

* Menjadi fasilitas untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik harta yang saleh adalah yang ada pada orang saleh.” Beliau juga memerintahkan kepada kita, “Jauhkanlah dirimu dari neraka walau dengan hanya sebelah kurma.”

* Menjadi fasilitas untuk silaturahim.

Infaq adalah baik. Dan infaq kepada kerabat adalah lebih baik lagi. Karena selain bernilai taqarrub, perbauatan itu juga merupakan upaya silaturahim. Rasulullah saw. bersabda, “Shadaqah kepada orang miskin adalah satu shadaqah dan shadaqah kepada orang yang punya hubungan rahim (kerabat) adalah dua shadaqah: shadaqah dan shilah (menyambungkan).” (At-Tirmidzi)

* Menjadi fasilitas untuk perjuangan.

Perjuangan Islam jelas tidak mungkin tanpa dukungan finansial. Kekuatan orang-orang kafir harus dihadapi dengan kekuatan optimal kaum muslimin. Dan ini tentu saja salah kekuatan itu adalah kekuatan maliyyah (finansial).

Itulah sebagian ajaran Islam yang terkait dengan kekayaan. Jadi, menjadi orang kaya, siapa takut? Allahu a’lam.

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/kayalah-lalu-masuk-surga/

###########################################

Semoga Allah menjaga keikhlasan kita, meridhoi kita, senantiasa memberikan rezeki kepada kita, memberkahi usaha kita, memudahkan urusan yang kita hadapi, memberikan kesehatan lahir dan bathin. Senantiasa tergerak untuk berbuat kebaikan setiap saat dimanapun berada.

Raih Keberkahaan di Pagi Hari

Saudaraku, Islam ternyata sangat peduli dengan dinamika dan semangat beraktivitas di awal waktu. Setiap hari selalu diawali dengan datangnya waktu pagi. Waktu pagi merupakan waktu istimewa. Ia selalu diasosiasikan sebagai simbol kegairahan, kesegaran dan semangat. Barangsiapa merasakan udara pagi niscaya dia akan mengatakan bahwa itulah saat paling segar alias fresh sepanjang hari. Pagi sering dikaitkan dengan harapan dan optimisme. Pagi sering dikaitkan dengan keberhasilan dan sukses. Sehingga dalam peradaban barat-pun dikenal suatu pepatah berbunyi: ”The early bird catches the worm.” (Burung yang terbang di pagi harilah yang bakal berhasil menangkap cacing).

Dalam sebuah hadits ternyata Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga memberi perhatian kepada waktu pagi. Sehingga di dalam hadits tersebut beliau mendoakan agar ummat Islam peduli dan mengoptimalkan waktu spesial dan berharga ini.

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berdoa: “Ya Allah, berkahilah ummatku di pagi hari.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam biasa mengirim sariyyah atau pasukan perang di awal pagi dan Sakhru merupakan seorang pedagang, ia biasa mengantar kafilah dagangnya di awal pagi sehingga ia sejahtera dan hartanya bertambah.” (HR Abu Dawud 2239)

Melalui doa di atas Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam ingin melihat umatnya menjadi kumpulan manusia yang gemar beraktifitas di awal waktu. Dan hanya mereka yang sungguh-sungguh mengharapkan keberhasilan dan keberkahan-lah yang bakal sanggup berpagi-pagi dalam kesibukan beraktifitas. Oleh karenanya, saudaraku, janganlah kita kecewakan Nabi kita. Janganlah kita jadikan doa beliau tidak terwujud. Marilah kita menjadi ummat yang pandai bersyukur dengan adanya waktu pagi. Marilah kita me-manage jadwal kehidupan kita sehingga di waktu pagi kita senantiasa dilimpahkan berkah karena kita didapati Allah dalam keadaan ber’amal.

Janganlah kita menjadi seperti sebagian orang di muka bumi yang membiarkan waktu pagi berlalu begitu saja dengan aktifitas tidak produktif, seperti tidur misalnya. Biasanya mereka yang mengisi waktu pagi dengan tidur menjadi fihak yang sering kalah dan merugi. Bagaimana tidak kalah dan merugi? Pagi merupakan waktu yang paling segar dan penuh gairah... Bila di saat paling baik saja seseorang sudah tidak produktif, bagaimana ia bisa diharapkan akan sukses beraktifitas di waktu-waktu lainnya yang kualitasnya tidak lebih baik dari waktu pagi hari...???

Maka, di antara kiat-kiat agar insyaAllah kita selalu memperoleh keberkahan di pagi hari adalah:

Pertama, jangan biasakan begadang di malam hari. Usahakanlah agar setiap malam kita bersegera tidur malam. Idealnya kita jangan tidur malam melebihi jam sepuluh malam. Kalaupun banyak tugas, maka pastikan mulai tidur jangan lebih lambat dari jam sebelas. Kalaupun tugas sedemikian bertumpuknya, maka pastikan bahwa pukul duabelas tengah malam merupakan batas akhir kita masih bangun.

Kedua, pastikan bahwa sedapat mungkin kita bisa bangun di tengah malam sebelum azan Subuh untuk mengerjakan sholat tahajjud dan witir. Idealnya kita selalu berusaha untuk sholat malam sebagaimana Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam, yaitu sebanyak delapan rakaat tahajjud dan tiga rakaat witir. Namun jika tidak tercapai, maka kurangilah jumlah rakaatnya sesuai kesanggupan fisik dan ruhani sehingga minimal dua rakaat tahjjud dan satu rakaat witir. Tapi ingat, ini hanya dikerjakan bila kita terpaksa karena tidur terlalu larut malam mendekati jam duabelas malam. Yang jelas, usahakanlah setiap malam agar kita selalu bisa melaksanakan sholat malam (tahjjud plus witir). Karena Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjamin bahwa orang yang menyempatkan diri untuk bangun malam dan sholat malam, maka ia bakal memperoleh semangat dan kesegaran di pagi harinya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang tidak menyempatkan diri untuk bangun dan sholat malam, maka di pagi hari ia bakal memiliki perasaan buruk dan malas.

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Syetan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Syetan men-stempel setiap simpul ikatan atas kalian dengan mengucapkan: Bagimu malam yang panjang maka tidurlah. Apabila ia bangun dan berdzikir kepada Allah ta’aala maka terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan. Apabila ia sholat, terbukalah satu ikatan. Maka, di pagi hari ia penuh semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk dan malas.” (HR Bukhary 4/310)

Ketiga, pastikan diri tidak kesiangan sholat subuh. Dan khusus bagi kaum pria usahakanlah untuk sholat subuh berjamaah di masjid. Sebab sholat subuh berjamaah di masjid merupakan sarana untuk membersihkan hati dari penyakit kemunafikan.

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi kaum munafik adalah sholat isya dan subuh (berjamaah di masjid). Andai mereka tahu apa manfaat di dalam keduanya niscaya mereka akan mendatanginya walaupun harus merangkak-rangkak. (HR Muslim 2/123)

”Dan sungguh dahulu pada masa Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam tiada seorang tertinggal dari sholat berjama’ah kecuali orang-orang munafiq yang terang kemunafiqannya.” (HR Muslim 3/387)

Keempat, janganlah tidur sesudah sholat subuh. Segeralah isi waktu dengan sebaik-baiknya. Entah itu dengan bersegera membaca wirid atau ma’tsurat pagi atau apapun kegiatan bermanfaat lainnya. Barangkali bisa membaca buku, berolah-raga atau menulis buku atau bahkan berdagang sebagaimana kebiasaan sahabat Sakhru bin Wada’ah. Orang yang tidur di waktu pagi berarti menyengaja dirinya tidak menjadi bagian dari umat Islam yang didoakan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memperoleh berkah Allah di pagi hari. Ia menyia-nyiakan kesempatan berharga. Pagi merupakan saat paling berkualitas sepanjang hari. Alangkah naifnya orang yang sengaja membiarkan waktu pagi berlalu begitu saja tanpa aktifitas bermanfaat dan produktif. Tak heran bila Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justru memobilisasi pasukan perangnya untuk berjihad fi sabilillah senantiasa di awal hari yakni di waktu pagi sehingga fihak musuh terkejut dan tidak siap menghadapinya.

Ya Allah, berkahilah kami di pagi hari selalu. Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dari kemalasan dan ketidakberdayaan dalam hidup kami, terutama di waktu pagi hari.

Sumber : http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/raih-keberkahan-di-pagi-hari.htm

Kamis, 18 Maret 2010

Hizab yang tersikap

Ayah mau pergi kemana ?....kok habis shubuh sudah kelihatan rapi ?....tanya anaknya......Mau mengantarkan kamu mendaftar di Perguruan Tinggi jawab sang ayah......Ndak usahlah ayah ikut.....aku kan sudah besar.....aku berani kok berangkat sendiri.....lagian aku malu kalau ketemu teman - temanku nanti.....pinta anaknya......Sang ayah yang memang tidak lulus SD ini kemudian berkata kepada anaknya.....ayah ingin tahu kayak apa Perguruan Tinggi itu dan ayah juga pingin tahu tempat kamu kuliah itu....

Akhirnya si anak tidak mampu membendung keinginan sang ayah untuk ikut pada hari itu.....berangkatlah mereka dari sebuah desa yang belum pernah ada satu sarjana pun di desa itu......Dan ketika sudah sampai di kampus.... sementara si anak sibuk mengurus dokumen pendaftarani.....ayahnya terlihat duduk di lantai di salah satu sudut bangunan kampus sambil.....BIBIRNYA SELALU BERGERAK LIRIH DAN MATANYA BASAH DENGAN AIR MATA.....bibirnya senantiasa di gerakkan untuk berdzikir.....untuk memanjatkan doa kepada Dzat Yang Maha Menentukan segala sesuatu.....dan air mata itu adalah harapan yang tumpah kepada anaknya......dia menyerahkan anaknya kepada Allah.....bukan kepada gedung - gedung kampus itu dan seluruh isinya......Subhanallah...

Hari pertama kuliah si anak sudah di kejutkan oleh sesuatu yang tidak pernah terbayangkan olehnya......salah satu dosen bertanya kepadanya.....dari mana asalnya ?......agak malu - malu kemudian di jawab olehnya.....dari daerah yang sangat desa......yang belum ada listrik.....belum ada telpon....belum ada saran angkutan.....ini dan itu.....Tiba - tiba dosen matematika tersebut tersentak kaget mendengar jawaban mahasiswanya yang baru itu.....Bapak berasal dari desa lain yang tak jauh dari desamu...dan dulu waktu di SD mempunyai teman dari desamu itu......kami sama - sama berang sekolah SD yang sangat jauh dari tempat tinggal kami.....dia sangat cerdas.....bapak belum pernah mampu mengalahkan kecerdasan dia.....terutama dalam pelajaran berhitung.....sayang dia tidak sampai lulus SD karena tidak ada yang membiayai sekolahnya.....anak orang miskin....namanya fulan bin fulan.......

Hari itu si anak tersentak bagai disengat aliran listrik badannya......nama ayahnya disebut oleh dosennya yang sangat terkenal dan di hormati di kampus itu......sebagai teman yang cerdas......belum pernah terkalahkan dalam semua mata pelajaran.....terutama berhitung....dimana dosen tersebut mendapatkan gelar doktornya dalam hal itu......si anak tidak kuat menahan air matanya yang sudah memenuhi kelopak matanya.....mohon ijin kemudian berlari menuju ke kamar kecil.....dan menumpahkan tangisnya disana.......dalam hatinya berkecamuk rasa yang mendalam..... merasakan..... betapa ayahnya memendam begitu lama keinginan untuk menyalurkan kemampuannya selama ini yang terpendam dalam dirinya....dan saatnya tiba....keinginan itu diberikannya.....kepada dirinya..... anak sulungnya....

Sejak itu si anak terlecut.....untuk benar - benar memanfaatkan waktu hanya untuk belajar.....belajar.....dan.....belajar.....sudah ribuan meter per segi sawah yang terjual.....perhiasan ibu yang sering keluar masuk gadai.....dan Allah SWT mengabulkan doa sang ayah.....punya anak.....SARJANA....SARJANA PERTAMA YANG ADA DI DESANYA.....ayah masih belum begitu banyak tersenyum.....berbeda dengan kegembiraan anaknya yang meluap.....masih terlihat seperti kebiasaannya.....BIBIRNYA SELALU BERGERAK.....BERDZIKIR....

Hari bersejarahpun datang......si anak masih terlelap dalam tidurnya di rumah kos nya......tiba - tiba menjelang shubuh di bangunkan oleh penjaga kos bahwa ada ayah di depan......dengan langkah yang masih gontai......si anak berlari......di depan sudah ada Ayah......dari jam berapa ayah sampai disini tanyanya ?.......DARI JAM 3 PAGI TADI......kenapa ayah ndak mau masuk saja ?......kasihan kamu pasti capek menyiapkan segala sesuatunya untuk wisuda pagi ini........Ya Allah.....dengan apa kebaikan ini harus terbalas ?......kembali hati si anak terkoyak......

Sampai di rumah setelah wisuda......ayah masih tidak banyak tersenyum bangga......ayah masih seperti dulu......seperti gunung es yang kokoh.....yang menyimpan milyaran bongkahan keinginan dan harapan kepada anaknya yang masih terpendam......Sang Ayah dan anak sarjananya sedang menikamati pisang goreng dan teh hangat di belakang rumah yang luas dan asri dengan pemandangan sawah......tiba - tiba ayah memandangi dengan serius ke arah pohon besar di belakang rumah.....kemudian dia bertanya.....nak....itu burung apa ya ?.....itu burung pipit yah jawab anaknya......sebentar kemudian kembali bertanya.....nak...itu burung apa ya ?......itu burung pipit yah !.....setelah mereguk teh hangatnya kembali ayah bertanya dengan pertanyaan yang sama......nak.....itu burung apa ya ?.....ayah ini gimana sih.....dari tadi kan aku sudah bilang bahwa itu burung pipit yah.....jawaban SARJANA dengan sedikit kesal.......kemudian ayah beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan memasuki rumah......tak lama kemudian kembali dengan membawa buku catatan yang lusuh.....ayah menunjukkan sebuah halaman di buku itu untuk dibaca anak sarjananya......

Tertulis tanggal..... 20 tahun yang lalu......anak sulungku.....harapanku.....sedang berada di belakang rumah.....duduk - duduk denganku....sambil menikmati pisang goreng dan teh hangat......si sulung kecil kemudian tertarik dengan burung yang menari - nari di pohon besar belakang rumah.....dan dia.....RATUSAN KALI BERTANYA KEPADAKU.....BURUNG APA ITU YAH.....

Si anak langsung bersujud di pangkuan ayahnya sambil menangis dan memohon maaf.....dengan lirih ayah berkata.....KESABARANMU MENDENGARKAN ORANG LAIN YANG BISA MEMBUATMU JADI ORANG....

Hari - hari selanjutnya di lalui si sarjana dengan berusaha sekuat tenaganya untuk mendapatkan pekerjaan.....dan Alhamdulillah....hanya selang satu minggu setelah wisuda.....si anak sudah mendapatkan pekerjaan.....sebuah perusahaan multi nasional....Procter & Gamble Indonesia......Makro Indonesia......Warner Lambert Indonesia......The Coca - Cola Company....namun sampai posisi anaknya di perusahaan berada diatas....ayah masih seperti yang dulu.....tidak banyak senyum....yang dimaknai pimpinan perusahaan besar dari Amerika itu.....bahwa ayahnya belum bangga kepada anaknya......

Kegundahan hati anak yang sudah 20 tahun bekerja di beberapa perusahan besar Amerika ini akhirnya melahirkan sebuah keputusan besar......si anak berhenti bekerja.....karena sebab keinginannya untuk membahagiakan ayahnya.....ketika sang ayah mendengar bahwa anaknya akan keluar kerja dari perusahaan yang justru banyak sekali orang menginginkannya.....ayah tetap dingin....tidak banyak tersenyum.....seperti gunung es.....

Sarjana mantan manager beberapa perusahaan besar ini akhirnya menemukan jalan hidup yang dia pikir akan membuat ayahnya bangga dan bahagia.....dia buka lagi kitab - kitab semasa dia di pesantren.....dia borong buku - buku agama sehingga memenuhi seluruh sudut dan ruangan yang ada di rumahnya......dan ketika dia diminta oleh seseorang yang berasal dari desanya untuk mengisi tausiah dalam suatu acara......dalam hati orang dewasa....mantan manager perusahaan besar....yang masih menjadi anak yang belum bisa membuat bangga dan bahagia ayahnya ini.....pasti nant ayah datang dalam acara tersebut......

Malam itu….. anak ini melihat ayahnya duduk di deretan kursi paling depan dari 500 an undangan yang hadir.....langsung saja dihampirinya.....dengan salam dan salim mencium tangannya.....dan ketika acara tausiah....mauidhoh....tiba.....saatnya si ustadz baru ini berjalan sambil membungkukkan badanya kepada ayahnya.....si ustadz ini kemudian membuka dengan mukadimah yang begitu lancar dengan memilih kata - kata untuk di rangkai menjadi kalimat - kalimat indah dan penuh hikmah.....dengan uraian mudah yang dapat di pahami......si anak yang saat itu menjadi ustadz ini melihat.......AYAHNYA MENANGIS SESENGGUKAN....AIR MATANYA MEMBASAHI WAJAHNYA.....melihat dan mendengarkan tausiah anaknya.....

Dalam perjalanan pulang yang memakan waktu 1 jam.....tak henti - hentinya tangis yang di tumpahkan si anak ini dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah.....Ya Allah...Engkau telah menunjukkan jalan....yang harus dilewati....YANG MEMBUAT AYAH BAHAGIA DAN BANGGA.....gunung es itu telah mencair saat ini....

Dan ketika bertemu dengan sahabat yang sangat dekat dengan ayah.....sahabat ayah itu berkata.....dari dulu ayahmu......sejak kami masih muda dan bersama - sama di pandu gerakan anshor......Ayahmu itu menginginkan....anaknya kelak menjadi......SEORANG USTADZ......Subhanallah....

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: " Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia ". Ibrahim berkata: " (Dan saya mohon juga) dari keturunanku ". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. QS 2 : 124

Wassalam.

Biodata Ku

DAFTAR RIWAYAT

Nama : Usup Supendi, S.Si., M.Kom
Tempat/Tgl. lahir : Bogor, 7 Agustus 1970
A g a m a : Islam
Status Perkawinan : Nikah (3 Putra)
Alamat : Rancaekek Permai Blok C2/25 RT.04/18 Rancaekek-Kab.Bandung


Handphone : (022) 93369407, 08562024700, 085222898388
Email : usup.supendi@gmail.com / usup_supendi@yahoo.co.id
  rabbani.komputer@gmail.com
Blog : usupsupendi.blogspot.com


Riwayat Pendidikan :
* S-2 Magister Komputer STMIK LIKMI Bandung, Juli Tahun 2009. 
* S-1 Ilmu Komputer FMIPA UNPAD Bandung, Tahun 1997. 
* Diploma III Komputer AMIK-Bandung , Tahun 1995.
* Diploma I Komputer ICB-Bandung, Tahun 1991.
* SMA Negeri I Cibinong , Tahun 1990.
* SMP Negeri I Cileungsi, Tahun 1987.
* SD Negeri II Cileungsi, Tahun 1984.

Riwayat Mengajar
* Dosen STMIK JABAR Bandung, Tahun 2009-2013
* Dosen Politeknik LP3I Bandung, Tahun 2009
* Dosen AMIK Al Ma’soem Rancaekek – Kab.Bandung, Tahun 2000 – 2009
* Dosen AMIK Garut, Tahun 1998-1999.
* Dosen LPK Utama Bandung, Tahun 1996-1997
* Instruktur Komputer PUSPIKOMM Bandung, Tahun 1992-1993.
* Staf Pengajar PTPD-ICB Bandung, Tahun 1991-1992

Riwayat Pekerjaan
* Direktur Akademis AMIK Al Ma’soem, Tahun 2003 - 2009
* Koordinator LPK & LPB Al Ma’soem, Tahun 2003 - 2009
* Pudir Kurikulum AMIK Al Ma’soem, Tahun 2000 - 2004
* Konsultan Manajemen merancang program keuangan jarak jauh di Kontraktor Konstruksi PT. ANWAR KONSTRUKSI, Cimahi, Tahun 1997-1998
* Koordinator Konsultasi Software & Hardware di LPK Utama Bandung, Tahun 1996-1997
* Penanggung Jawab Peralatan Komputer dan Assisten Tenaga Ahli di PT. Dwi Mitra Daya Engineering, Tahun 1994-1996
* Staf Administrasi Proyek di PT. Five Engineering Consultant Bandung, Tahun 1992-1993
* Instruktur Komputer di PUSPIKOMM Bandung, Tahun 1992-1993.
* Kepala Laboratorium Komputer & Staf Pengajar di PTPD-ICB Bandung, Tahun 1991-1992

Riwayat Pembuatan Program :
* Akuntansi Koperasi STPDN Jatinangor, Tahun 2011 
* Website www.zafiracar.com , Tahun 2008.
* Website www.masoem.co.id , Tahun 2005.
* Administrasi Pendaftaran di TK,SD,SMP,SMA & AMIK Al Ma’soem, Tahun 2005
* Administrasi Perkuliahan (Perwalian, Nilai & Biaya Pendidikan) di AMIK Al Ma’soem-Bandung, Tahun 2003.
* Administrasi Perkuliahan (Perwalian, Nilai & Biaya Pendidikan) di AMIK Garut, Tahun 2002
* Sistem Akuntansi untuk bidang Pendidikan di LPK-UTAMA, Tahun 1996
* Rooster (Jadwal Perkuliahan) di AMIK-BANDUNG, Tahun 1995
* Sistem Akuntansi untuk Bidang Jasa Transportasi di PT. KANIKEA-Bandung, Tahun 1995.
* Kegiatan Kas di PT. Dwi Mitra Daya Engineering untuk keperluan proyek Lapangan, Tahun 1995.
* Jadwal Perkuliahan di PUSPIKOMM-Bandung, Tahun 1992
* Administrasi Perkuliahan (Biodata, KTM, Nilai, Pembiayaan) di PUSPIKOMM-Bandung, Tahun 1992

Riwayat Organisasi :
* Ketua RW 30 Rancaekek Permai - Bandung, periode 2009-2014
* Pembina AKSI (Aplikasi Komputer Sistem Informasi) Al Ma’soem, Tahun 2000-2009
* Ketua Angkatan Program Ekstension Bidang Minat Ilmu Komputer di FMIPA-UNPAD, Tahun 1995-1996
* Ketua Himpunan Mahasiswa Karyawan di AMIK-Bandung Tahun 1992-1994
* Ketua Cabang Tae Kwon Do di Cibinong-Bogor, Tahun 1987-1990

Orang-orang yang di Doakan Malaikat

Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat:

  1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci". (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).

  2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469).

  3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan" (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130).

  4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf). Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf" (Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272).

  5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah. Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barang siapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu". (Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782).

  6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini).

  7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah. Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yangditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

  8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

  9. Orang-orang yang berinfak. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010).

  10. Orang yang sedang makan sahur. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa "sunnah" (Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkanoleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519).

  11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih").

  12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343).
Sumber Tulisan Oleh: Syaikh Dr. Fadhl Ilahi (Orang-orang yang Didoakan Malaikat, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005).
Sumber: www.dudung.net
free counters